Pernah suatu ketika saya di tawarin ijazah S1 dengan harga 12,5 juta, saya tidak mau mencatat siapa itu orang dan saya enggan untuk mengingat-ingat, hanya yang saya ingat adalah ia mengaku dari daerah Jombang. setelah mendengar tawaran tersebut saya diam sejenak karena memikirkan bagaiamana saya harus menjawab tawaran tersebut agar tidak menyinggung sekaligus dapat menyadarkan si penawar. Karena hal semacam itulah yang akan merusak sendi-sendi sistem negara Indonesia, dengan bobroknya sistem pendidikan maka "kiamatlah" suatu negara, tidak ada kemajuan serta akan menimbulkan efek berantai yang panjang.
Namun yang membuat saya bangga sebagai Mahasiswa STAIM adalah sebuah ungkapan dari Bapak Rektor STAIM yang "mengharamkan" ijazah yang di dapatkan tanpa kuliah, karena untuk mendapatkan ijazah itu seseorang harus kuliah, jika tidak mau kuliah maka tidak akan mendapatkan ijazah, dan itu tidak bisa di tawar. Kuliah adalah harga mati yang harus di bayar untuk mendapatkan ijazah.
Memang, beli ijazah merupakan suatu jalan pintas yang mudah, akan tetapi akan menimbulkan efek berantai yang sangat luar biasa merusak, terutama pada sistem suatu masyarakat. Maka dari itu Beli Izajah adalah sesuatu yang sangat buruk.
Namun yang membuat saya bangga sebagai Mahasiswa STAIM adalah sebuah ungkapan dari Bapak Rektor STAIM yang "mengharamkan" ijazah yang di dapatkan tanpa kuliah, karena untuk mendapatkan ijazah itu seseorang harus kuliah, jika tidak mau kuliah maka tidak akan mendapatkan ijazah, dan itu tidak bisa di tawar. Kuliah adalah harga mati yang harus di bayar untuk mendapatkan ijazah.
Memang, beli ijazah merupakan suatu jalan pintas yang mudah, akan tetapi akan menimbulkan efek berantai yang sangat luar biasa merusak, terutama pada sistem suatu masyarakat. Maka dari itu Beli Izajah adalah sesuatu yang sangat buruk.